Tlah kurasakan baXk hati yang tak menghendakiQ... Tapi ada juga yang menginginkanku. Maka Q coba tuk menjauh, namun sulit.... sulit sekali... kian Q melepas jerat ini. Tersiksa batinku, karena perantara risau tlah mencengkram hatiQ hingga rapuh. Dan juga menebarkan benih2 keengganan yang yang membawaQ terpuruk dalam kekelaman jiwaQ.....
Maka.....
Aku hanya bisa menuliskan ini......
Menghentak2 meregang badan, meranggas benih2 ketenangan. Menebas penopang keindahan, merangkul erat pesona rona melegam yang terisak dan buatQ enggan. Alih perhatian menyapak ketulusan dalam geliamng yang na2r. Tersendat2 menyulut kesenyapan yang ikut mmenggariskan ke2salan. Menanjak ambang keperihan yang juga menyediakan aura keheningan. Derai air mata mengiringi sisa keleluasaan. Benak mengelak mencoba mengabaikan, namun malah menghadirkan kesemuan.
Diirngi terbitnya kerancuan dalam jerta kepayahan. Sorai penantian merenggut kedamaian yang kian melilitkan kehampaan. Tertimpa butiran2 peluh yang kelumat Ego. Tembusan resah menggema di setiap kecapan keindahan yang didambakan. Alangkah menyedihkannya bila pil mendampingi, memanggang keperihan yang kian mematang. Yang getahnya bisa menyusuri & memutarbalikkan sandaran tertinggi dari kebahagiaan. Menyita itu dalam kepekatan peremajaan kesuburan kegundahan.
Merintis kerelaan yang merupakan rangkaian dari kehancuran perisai asa. Berakibat, segala kenikmatan tiada terasa & keceriaan pun semakin memudar. Meremukkan keinginan tuk menikmati gegap gempita rinai kelegaan.
Kuteliti serangkaian rasa ini dalam kebimbangan. Tapi malah menambah banya asa yang mempermainkan kegundahan. Menelan mentah2 buah dari rentangan derita yang telah memacu luruhnya benteng kecintaan. Mempermainkan hati yang terombang ambing oleh kesenyapan nelangsa. Menggiringku ke aras pusaran hitam yang melenyapkanku ke lain dunia.
Tampak di sana kudapati ribuan jiwa yang siap meregang nyawa. Kutanyai mereka, yang nasibnya justru lebih menderita. Kutak tahu hatrus kemana, kusedikit terpengaruh mereka tuk merelakan jiwa namun kutiada sanggup tuk meninggalkan yang buatku merana. Lalu... kulihat kilatan cahaya, dan kuikuti jejaknya. Di suatu tempat ia terhenti, kuberusaha tuk menggapainya namun sulitnya tak terkira. Kucoba lagi, tetap tak bisa. Aku lelah, mau menyerah.
Hampir saja tapi sebelumnya datanglah seberkas cahaya lain yang mengitariku. Kutak bisa berkata2 karena ia buatku terlena, begitu menyenangkan jiwa. Kugapai ia, kupeluk erat. Cahaya yang satunya meredup, Aku kasihan padanya, kupanggil tuk bergabung. Dengan malu2 ia mendekapku dalam sinarnya yang syahdu, melengkapiku yang sedang dirundung pilu. Kunikmati setiap waktu yang berlalu dengan suka hatiku. Tiba2 gelap.... Aku tersadar, telah sekian lama kududuk terdiam. Kurenungkan kembali apa yang telah terjadi & yang tlah kualami serat mengaitkannya dengan mimpi yang barusan terjadi.
Namun kumasih lemah dalam dilema, sambil menyeka air mata kuhibur diri dengan arahan nestapa. Di manapun kuberada, derita selalu ikut serta. Aku tak tahan lagi, kuingin melepaskan raga ini. Tapi... kutiada menghendaki itu, karena masih ada yang lebih baik untukku. Ku2mpulkan segala asa, kuba2t dengan parang kegemilangan. Kuremukkan dengan dekapan kehangatan. Kupersempit langkahnya dengan tambahan keleluasaan. Dengan semangat yang baru ini, kusiap hadapi hari. Karena Aku mulai tahu bahwa yang selama ini kulakukan tiada berarti. Kuperbaiki inventaris hati, kurawat, kuobati & kumanjakan agar ia betah di sini.
Ku elu2kan jiwa yang lagi mnyepi. Tampaknya ia tlah ceria lagi. Kujenguk sang sanubari yang mendekam keremangan naluri, kubawakan sekat2 rasa tentram dari hati. Lalu kusematkan padanya. Lalu iapun tersenyum kembali. Tinggallah raga yang terpuruk tanpa arah, kudatangkan tutor kesenangan & kuharturkan jendela2 keindahan. Kujanjikan kan ada jiwa yang lain yang kan singgah mendatang. Ia kembali menyimpulkan senyum tanda persetujuannya, karena ia ia sudah lama menunggu tuk merasa.
Perlahan2 kuhapus segala kenangan yang menyesakkan jiwa. Tapi kutak jua mendapatkannya. Yang lama tlah menyakitiku, kuharap yang baru kan membahagiakanku. Tapi apalah dayaku, Allahlah yang mahatahu, yang terbaik untukku tuk arungi waktu. Apakah kukan tetap begini atau kembali pada perasaan yang ternoda lalu ? entahlah, kuhanya bisa berpasrah diri, meniti jalur dengan hati2 bertemankan suka dan duka yang selalu menemani.
Namun jikalau ia datang, kutakkan segera menantang tapi terlebih dahulu mengambil ancang2. diakah yang tebaik atau malah yang memperparahku ? jika benar adanya dia yang kutunggu, kan kusambut dengan berjuta cintaku, kubahagiakan sebisaku dan tak meminta2 seperti yang dulu. Tapi jikalau sebaliknya, kukan sambut dengan ceria, kusenangkan ia tuk sementara lalu keputusan akhirnya terserah dia. Yang jelas kumasih menanti kedatangannya di sini. Dalam hati kunyanyikan lagu Dygta (Kesepian) yang sesuai dengan rasa ini. Tuk mendalami setiap arti yang berserakan dalam hati. Tapi kutakjua bisa mengerti tanpa didampingi pujaan hati. Datanglah kasih...... Dirimulah yang kuharapkan di sisiku.......
Cari Blog Ini
Saat Beraksi Dan Melenggang Diri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar